Mengenal Penyakit Asma

16 Aug 2024
infokes

Foto: Klik Dokter

Asma adalah penyakit jangka panjang pada saluran pernapasan yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran napas. 

Pengertian 

Asma adalah penyakit kronis pada saluran napas yang ditandai oleh peradangan dan penyempitan saluran napas. Pada penderita asma, saluran napas menjadi sensitif terhadap berbagai rangsangan seperti alergen, udara dingin, polusi udara, atau aktivitas fisik. 

Ketika terpapar oleh rangsangan tersebut, saluran napas mengalami peradangan yang menyebabkan pembengkakan dan produksi lendir berlebih, serta otot-otot di sekitar saluran napas menjadi lebih sempit. Akibatnya, aliran udara terbatas, mengakibatkan gejala seperti sesak napas, batuk, dan mengi. Asma dapat memengaruhi orang dari segala usia, dan meskipun tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, dengan pengelolaan yang tepat, penderita asma dapat menjalani kehidupan yang aktif dan sehat.

Penyebab

Asma disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Beberapa penyebab asma meliputi:

- Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan asma dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit ini. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki asma, kemungkinan anak mengalami asma juga lebih tinggi.

- Faktor Lingkungan: Paparan terhadap alergen atau zat-zat iritan tertentu dapat memicu reaksi asma. Alergen umum yang bisa memicu asma meliputi serbuk sari, bulu binatang, debu rumah, tungau debu, jamur, dan serbuk kayu. Selain itu, polusi udara, asap rokok, dan bahan kimia tertentu juga dapat menjadi pemicu asma.

- Infeksi Saluran Napas: Infeksi virus atau bakteri pada saluran napas dapat merangsang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan pada saluran napas, yang pada gilirannya memicu serangan asma.

- Pemicu Lainnya: Beberapa faktor lain yang dapat memicu serangan asma termasuk aktivitas fisik yang intens, cuaca ekstrem seperti udara dingin atau panas yang ekstrem, perubahan emosi atau stres, dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Gejala

Gejala asma dapat bervariasi dari individu ke individu. Beberapa gejala umum yang dialami oleh penderita asma antara lain:

- Sesak Napas: Terdapat rasa sulit bernapas atau kesulitan mengeluarkan napas. Penderita asma sering menggambarkan sensasi seperti sesak atau rasa tertekan pada dada.

- Mengi: Suara mengi atau bersiul yang dihasilkan saat bernapas. Ini disebabkan oleh penyempitan saluran napas.

- Batuk: Batuk adalah gejala yang sering terjadi pada penderita asma. Batuk ini terutama terjadi pada malam hari atau dini hari.

- Nyeri Dada: Penderita asma mungkin mengalami nyeri atau tekanan pada dada akibat penyempitan saluran napas dan peradangan di sekitarnya.

- Kesulitan Berbicara: Karena kesulitan bernapas, penderita asma dapat mengalami kesulitan dalam berbicara atau mengucapkan kalimat yang panjang.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis asma, dokter akan melakukan langkah-langkah berikut:

Wawancara Medis: Dokter akan mengumpulkan riwayat medis pasien, termasuk gejala yang dialami, pemicu yang mungkin, dan riwayat keluarga dengan asma atau penyakit atopik lainnya.

Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa paru-paru dan saluran napas menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara napas dan mengidentifikasi tanda-tanda penyempitan saluran napas.

Tes Fungsi Paru: Tes fungsi paru, seperti spirometri, dapat dilakukan untuk mengukur kapasitas paru-paru dan aliran udara yang keluar saat bernapas. Tes ini membantu dalam menegakkan diagnosis asma.

Tes Alergi: Jika diduga adanya alergi yang menjadi pemicu asma, tes kulit atau tes darah dapat dilakukan untuk mengidentifikasi alergen spesifik yang memicu reaksi asma.

Pengobatan

Pengobatan asma bertujuan untuk mengendalikan gejala, mencegah serangan asma, dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Beberapa pendekatan pengobatan asma meliputi:

Inhaler Pengendali: Inhaler pengendali digunakan untuk mengendalikan gejala asma dalam jangka panjang. Ini termasuk inhaler kortikosteroid yang membantu mengurangi peradangan saluran napas dan inhaler bronkodilator yang membantu melebarkan saluran napas.

Inhaler Penderitaan Akut: Inhaler penderitaan akut atau inhaler rescue digunakan selama serangan asma untuk meredakan gejala dengan cepat. Inhaler ini mengandung bronkodilator yang membantu melebarkan saluran napas secara cepat.

Obat-obatan Tambahan: Dokter dapat meresepkan obat tambahan seperti antihistamin atau obat antiinflamasi untuk mengontrol gejala alergi yang memicu serangan asma.

Manajemen Lingkungan: Menghindari pemicu asma seperti alergen atau iritan lingkungan sangat penting. Ini termasuk menjaga kebersihan rumah, menghindari asap rokok, mengontrol kelembaban, dan menggunakan alat penjernih udara jika diperlukan.

Perubahan Gaya Hidup: Gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, dan mengelola stres dapat membantu mengontrol gejala asma.

Penting untuk mengikuti instruksi dokter dan menjaga komunikasi yang baik dengan tim medis untuk pengelolaan asma yang efektif. 

Dalam kasus asma yang parah atau tidak terkontrol dengan baik, dokter mungkin merujuk pasien ke spesialis paru-paru untuk perawatan lebih lanjut.

Pencegahan

Asma adalah penyakit kronis yang mempengaruhi fungsi pernapasan dan memerlukan perhatian khusus dalam upaya pencegahan. Beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko serangan asma dan meminimalkan gejala yang terkait. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah asma:

1. Identifikasi dan hindari pemicu

Penting untuk mengenali faktor-faktor yang memicu serangan asma pada individu. Beberapa pemicu umum meliputi alergen seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, atau tungau debu rumah. 

Selain itu, polusi udara, asap rokok, cuaca dingin, dan infeksi saluran napas juga dapat memicu serangan asma. Dengan menghindari atau meminimalkan paparan terhadap pemicu-pemicu ini, risiko serangan asma dapat dikurangi.

2. Mengelola alergi

Bagi individu yang memiliki alergi, penting untuk mengelola alergi dengan baik. Ini dapat melibatkan berkonsultasi dengan dokter atau alergologis untuk melakukan tes alergi dan mengidentifikasi alergen spesifik yang memicu serangan asma. 

Langkah-langkah pengelolaan alergi termasuk menghindari paparan alergen, menggunakan obat alergi yang diresepkan, dan menjaga kebersihan lingkungan.

3. Menerapkan gaya hidup sehat

Mempertahankan gaya hidup yang sehat dapat membantu mengurangi risiko serangan asma. Ini termasuk menjaga pola makan seimbang, berolahraga teratur, menghindari merokok dan paparan asap rokok, serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.

4. Vaksinasi

Beberapa infeksi saluran napas seperti flu atau pneumonia dapat memicu serangan asma pada beberapa individu. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan vaksinasi yang dianjurkan, seperti vaksin flu tahunan dan vaksin pneumonia, sesuai dengan petunjuk medis.

5. Mengelola stres

Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko serangan asma. Mengembangkan strategi pengelolaan stres yang efektif seperti relaksasi, meditasi, atau aktivitas fisik dapat membantu mengurangi risiko serangan asma yang dipicu oleh stres.

Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, individu dengan asma dapat mengurangi frekuensi dan keparahan serangan asma serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis pernapasan untuk mendapatkan saran yang sesuai tentang langkah-langkah pencegahan yang paling efektif dalam kasus masing-masing.

Komplikasi

Meskipun asma dapat dikontrol dengan pengobatan yang tepat, tanpa pengelolaan yang baik, penyakit ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat asma adalah:

1. Serangan Asma yang Berat

Pada beberapa kasus, serangan asma dapat menjadi sangat parah dan mengancam jiwa. Jika tidak ditangani dengan cepat dan efektif, serangan asma yang berat dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan memerlukan perawatan medis darurat.

2. Gangguan Pernapasan Kronis

Jika asma tidak terkontrol dengan baik, saluran napas yang terus-menerus meradang dan menyempit dapat menyebabkan gangguan pernapasan kronis. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup penderita.

3. Pneumonia

Penderita asma memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan infeksi saluran napas seperti pneumonia. Peradangan dan penyempitan saluran napas pada asma dapat membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.

4. Pneumotoraks

Pneumotoraks adalah kondisi di mana udara mengumpul di antara lapisan paru-paru dan dinding dada. Pada beberapa kasus serangan asma yang parah, peningkatan tekanan dalam saluran napas dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan pneumotoraks.

5. Gangguan Pertumbuhan pada Anak

Asma yang tidak terkontrol dengan baik pada anak-anak dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Keterbatasan aktivitas fisik dan gangguan tidur akibat asma dapat menghambat pertumbuhan optimal.

6. Gangguan Tidur

Asma yang tidak terkendali dapat menyebabkan gangguan tidur akibat batuk, sesak napas, atau mengi yang sering terjadi pada malam hari.

7. Keterbatasan Aktivitas Fisik

Gejala asma yang sering kambuh dapat membatasi kemampuan penderita untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas hidup.

8. Masalah Emosional

Beberapa penderita asma mengalami masalah emosional seperti kecemasan atau depresi akibat dampak fisik dan sosial yang disebabkan oleh penyakit ini.

Meskipun ada risiko komplikasi, dengan pengelolaan yang tepat, penggunaan obat-obatan yang benar, dan perawatan medis yang teratur, komplikasi asma dapat dicegah atau dikurangi. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk merencanakan pengobatan yang sesuai dan menjaga kondisi asma tetap terkontrol.

Artikel serupa tentang penyakit asma sudah pernah tayang di KlikDokter.

Sumber:

AyoSehatKemkes!