Kasus DBD Berpotensi Naik Memasuki Musim Penghujan, Upaya Pencegahan dan Manajemen Vektor Efektif jadi Kunci Utama
PONTIANAK - Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terpantau masih mengalami kenaikan hingga akhir Oktober 2023. Tercatat hingga pekan ke-43, angka kesakitan DBD di Kalbar telah menyentuh angka 4.304 kasus, dengan catatan jumlah kematian 48 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dr. Erna Yulianti yang menyebut masih bertambahnya kasus DBD di Kalbar diakibatkan oleh musim hujan yang mulai melanda wilayah Kalbar. Kondisi tersebut, dikatakan Kadiskes, secara tak langsung membuat populasi nyamuk Aedes Aegypti (penyebab utama DBD) meningkat.
"Terlebih di musim hujan seperti ini telur-telur (Aedes Aegypti) yang tadinya belum menetas, akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai terisi air hujan," terang Kadiskes Kalbar, Senin (30/10/2023).
dr. Erna mengatakan, hal ini yang menjadi faktor utama meningkatnya populasi nyamuk, sehingga menyebabkan peningkatan penularan DBD.
Disamping itu, dirinya juga mengingatkan terkait belum tersedianya pengobatan yang spesifik untuk penanggulangan DBD, maka diperlukan adanya upaya pencegahan dan manajemen vektor yang efektif oleh masyarakat luas.
"Termasuk pula yang harus digencarkan peningkatan sistem surveilans dan respon cepat dalam mendeteksi dengue di layanan primer dan rumah sakit dalam menangani wabah, hingga penatalaksanaan kasus berkualitas, serta partisipasi dari masyarakat dan mitra yang berkesinambungan harus terus ditingkatkan," paparnya.
"Dan tak lupa peran pendekatan multisektor yang terkoordinasi perlu diperkuat untuk meningkatkan kesiapan daerah dalam menghadapi masalah dan mengantisipasi dampak DBD yang akan datang," timpalnya.
Lebih jauh, dr. Erna juga menyebut tingginya angka kematian akibat DBD di Kalbar juga dilatarbelakangi lambatnya penanganan terhadap pengidap (DBD) ke fasilitas kesehatan (faskes).
Merujuk pada berbagai hal tersebut, Kadiskes turut mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran DBD, khususnya di memasuki musim penghujan. Selain itu, dia juga mengajak seluruh masyarakat untuk aktif melakukan upaya PSN 3 M plus dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PBHS) dengan melakukan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).
"Gerakan 3Mplus dapat dilakukan, yakni dengan Menguras tempat yang dijadikan penampungan air, Menutup rapat tempat penampungan air, Mendaur ulang barang bekas tak digunakan," imbuhnya.
"Serta Plus dalam hal penanganan DBD, yakni menggunakan obat anti nyamuk, menabur bubuk larvasida (abate), menggunakan kelambu, bisa juga memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan lain sebagainya," pungkasnya.
Sebagai informasi, dari total 4.304 kasus DBD yang terdata oleh Dinkes Kalbar, Kabupaten Kubu Raya menjadi daerah dengan rincian kasus tertinggi dengan 935 angka kesakitan, dan 4 kasus kematian. Disisi lain, Kabupaten Mempawah menjadi daerah dengan catatan angka kematian tertinggi dengan 11 kasus, dari 594 kasus DBD yang terdata. (Dinkes Kalbar Prov.)