Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak, Kadiskes Ingatkan Perlu Adanya Harmonisasi Kebijakan Hingga Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan

8 Oct 2024
infokes

Foto: Kadiskes berfoto bersama nara sumber dan peserta

PONTIANAK - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat menginisiasi pelaksanaan Rapat Evaluasi Semester Kematian Ibu Dan Anak AMP-SR (Audit Maternal Perinatal Surveilans Dan Respon) di wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2024, yang dipusatkan di Ballroom Hotel Transera Pontianak, pada Senin (7/10/2024).

Kegiatan tersebut dihadiri dan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dr. Erna Yulianti, didampingi Kabid Kesmas dr. Purwitasari Aquarini Pregnansy.

Melalui sambutannya, Kadiskes Provinsi Kalimantan Barat turut membeberkan hasil Long Form sensus penduduk 2020 yang menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 189/100.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan target RPJMN tahun 2024, AKI 183/100.000 KH dan AKB 16/1000 KH.

"Untuk Kalimantan Barat, berdasarkan data Long Form sensus penduduk 2020, Angka Kematian Ibu 246/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 17,47/1000 kelahiran hidup," paparnya.

Melalui pertemuan ini, dokter jebolan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu turut berpesan agar dalam upaya menurunkan kasus kematian ibu dan anak, diperlukan adanya harmonisasi kebijakan yang mendorong pelaksanaan AMP-SR secara berkala dan berkesinambungan.

"Pengorganisasian penyelenggaraan AMP-SR diperlukan untuk memastikan penyelenggaraan keseluruhan kegiatan didalam siklus AMPS-SR dapat dilakukan secara optimal," pesannya.

Disamping itu, dirinya juga berharap agar rapat evaluasi yang dilangsungkan dapat membangun komitmen bersama, dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maternal dan perinatal, dengan peran serta komunitas pelayanan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

"Saya berharap dengan kegiatan ini  dapat memberikan dampak dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan berkualitas, sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu maupun bayi  di kalimantan barat," pungkasnya. (Dinkes Prov. Kalbar)